Ibarat Dua Sisi Koin

jika hatiku ini diibaratkan koin, di salah satu sisi hatiku ini terukir dengan indah huruf² yang membentuk namamu. namamu yang mengandung banyak doa, harapan, dan cinta.

lalu di sisi yang berlawanannya, terukir paras cantikmu, yang tak henti²nya tersenyum. terus tersenyum… hingga menerangi hatiku yang gelap ini.

tapi sadarkah kamu bahwa kamulah yang mengukir koin tersebut? kamulah yang mengukir hatiku. kau ukir dengan pisaumu. kau beri goresan²mu di hatiku ini

dan ku tersadar ini adalah pembalasan yang telah kau buat

tapi aku akan tetap bahagia :’) karena kulihat wajahmu tersenyum saat kau menyiksaku. tak ada alasan untuk ku bersedih setiap senyum indah mu terpancar. senyummu yang seperti mentari, yang membuat sang bulan ikut bersinar karena cahaya mu. mentari yang membakar jiwa yang kosong ini

ku goreskan segaris luka di hatimu, dan kau balas dengan goresan² yang lain, hingga di hatiku ini terukir indah dirimu

. . . . .

(dibaca aja sambil denger : Chicago – Hard To Say I’m Sorry)

Leave a comment

3 Comments

  1. tumben, jul…
    😀

    Reply
  2. he’eh. terpana gw.. 😀

    Reply

Leave a reply to michan Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.